Pusat Aqiqah Cimahi Bandung Barat

Rabu, 20 Agustus 2014

Bolehkah Aqiqah dengan Kambing Betina atau Harus Jantan

Tanya:
Pada suatu saat ada Pelanggan Aqiqah bertanya kepada Kami, Apakah kambing yang disyaratkan untuk aqiqah hanya yang berjenis kelamin tertentu ? Saya pernah mendengar bahwa boleh melaksanakan Aqiqah dengan Kambing Betina, tetapi ada juga yang menyatakan harus Jantan, Kami jadi bingung, sebenarnya menurut syariat Islam bagaimana?


Untuk mendapatkan Jawaban Kami mencari jawaban berdasarkan Al-Qur'an dan sunah, Demikianlah jawaban dari Ustadz Abdullah Roy, Lc.

Jawab:


Menurut Ustad Abdullah Roy, Lc tidak disyaratkan dalam kambing aqiqah harus jantan atau harus betina. Hal ini berdasarkan Hadist Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

 عن الغلام شاتان وعن الجارية شاة لايضركم أذكرانا كن أم إناثا

“Untuk anak laki-laki dua kambing, dan untuk anak perempuan satu kambing, dan tidak memudharati kalian apakah kambing-kambing tersebut jantan atau betina.” (HR. Ashhabus Sunan, dan dishahihkan Syeikh Al-Albany)
Selanjutnya berdasarkan hadsit tersebut seorang Ulama berkata :

Berkata Al-’Iraqy rahimahullahu (wafat tahun 806 H):

وَالشَّاةُ تَقَعُ عَلَى الذَّكَرِ وَالْأُنْثَى مِنْ الضَّأْنِ وَالْمَعْزِ فَاخْتَارَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي عَقِيقَةِ وَلَدَيْهِ الْأَكْمَلَ وَهُوَ الضَّأْنُ وَالذُّكُورَةُ مَعَ أَنَّ الْحُكْمَ لَا يَخْتَصُّ بِهِمَا فَيَجُوزُ فِي الْعَقِيقَةِ الْأُنْثَى وَلَوْ مِنْ الْمَعْزِ كَمَا دَلَّ عَلَيْهِ إطْلَاقُ الشَّاةِ فِي بَقِيَّةِ الْأَحَادِيثِ

“Dan الشاة (kambing) –dalam bahasa arab- mencakup jantan dan betina, baik dari jenis المعز (kambing yang berambut) ataupun jenis الضأن (domba/kambing yang berbulu tebal).

Dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memilih ketika aqiqah kedua cucunya memilih yang paling sempurna, yaitu domba jantan, dan ini bukan pengkhususan, maka boleh dalam aqiqah menyembelih kambing betina meskipun dari jenis المعز, sebagaimana hal ini ditunjukkan oleh kemutlakan lafadz الشاة dalam hadist-hadist yang lain.”
(Tharhu At-Tatsrib, Al-’Iraqy 5/208)


Wallahu a’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar